Kilasjurnalis.con Makassar — Preseden buruk dunia pendidikan di Sulawesi Selatan kembali terjadi. Kali ini terjadi di kota Makassar melibatkan siswa dari SMAN 1, SMAN 14, SMA 3 dan SMAN 16 Makassar.
Menanggapi hal tersebut, LSM PERAK sangat menyayangkan kejadian tersebut. Pihaknyapun berharap ada tindakan tegas dari Disdik Sulsel dan Sekolahnya.
“Ini jelas pelaku kriminal dan harus diberikan sanksi tegas untuk dikeluarkan. Jangan sampai ini jadi bibit para pelaku kriminal nantinya, jadi perlu pembinaan khusus,” ucap Adiarsa MJ, SH kepada awak media, Kamis (8/8/24).
Lanjut Adiarsa, ini tindakan kejahatan dan tidak dibenarkan secara akal sehat.
“Perlu pembinaan khusus dipskiater ini para pelaku. Jangan sampai ada anak-anak kita yang ada di lokasi tidak tahu menahu malah jadi korban dan harus meregang nyawa sehingga kita perlu antisipasi sejak dini,” terangnya.
Ia juga mengatakan, kalau tidak ada tindakan tegas dari pihak sekolah maka Kepseknya yang dianggap bermasalah sehingga harus dicopot.
“Ini termasuk pelanggaran luar biasa jadi tindakan sanksinya pun harus tegas, jadi Kepsek yang mau sok jadi Pahlawan perlu dicopot,” tegasnya.
Kepala SMA Negeri 14 Makassar, Yayat yang dikonfirmasi mengatakan, sudah memberikan sanksi internal.
“Sanksi internal kami sudah lakukan sesuai sanksi tata tertib sekolah,” jawabnya via WhatsApp. Ditanya berupa sanksi apa yang diberikan, Yayat belum menjawab. Sementara beberapa kepala sekolah yang juga diduga siswanya turut terlibat belum memberikan jawaban.
Sebelumnya, enam terduga pelaku sudah diamankan kepolisian usai melakukan pengeroyokan sesama pelajar di depan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 16 Makassar, di Jl Amanagappa Makassar, Rabu (7/8/24) sore.
Pengeroyokan sesama pelajar tersebut, sempat viral di media sosial. Terlihat sejumlah pelajar berseragam sekolah melakukan penganiayaan terhadap sesama pelajar.
Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin kepada media menceritakan, awalnya pada, Minggu 4 Agustus pelajar SMAN 11 Makassar melaksanakan Bazar di Jl Tupai Makassar. Tiba-tiba ada yang melempar dan melarikan diri.
“Tapi waktu itu, siswa SMAN 11 menduga pelaku dari SMAN 16 dan SMA Kartika yang melakukan pelemparan, kemudian melarikan diri, ” kata Wahiduddin saat merilis kasus tersebut di kantornya, Kamis (08/08/2024).
Kemudian, pada Senin 5 Agustus, SMAN 16 dan SMA Kartika di datangi rombongan anak sekolah yang diduga siswa SMAN 11 dengan maksud untuk melakukan pembalasan. Rombongan itu sempat melakukan pelemparan di SMAN 16.
Keesokan harinya lanjut mantan Wakapolsek Manggala ini, SMAN 16 dan SMA Kartika di datangi lagi yang diduga siswa SMAN 11, SMAN 14 dan SMAN 3. Namun tidak ada kejadian karena, telah diantisipasi pihak sekolah.
“Tapi kemarin (Rabu red), siswa SMAN 11, SMAN 14 dan satu orang alumni SMA PGRI datang lagi ke SMAN 16 dan melempar kemudian melarikan diri. Kemudian terjadi penganiayaan di depan SMAN 16, ” ucap Wahiduddin.
Dari kejadian sebut Wahiduddin, ada enam terduga pelaku yang berhasil diamankan. Masing-masing berinisial MAK merupakan Alumni sekolah PGRI, RHN dan MS merupakan pelajar SMAN 1 Makassar. YH, RHA dan NA masing-masing pelajar SMAN 14 Makassar.
“Mereka yang diamankan itu sementara dilakukan interogasi untuk mengetahui siapa saja yang melakukan penyerangan di SMAN 16 Makassar, di Jl Ammanagappa,” terang Wahiduddin.
Wahiduddin menjelaskan, guna mencegah terjadinya perselisihan antar siswa agar tidak membesar dan menjadi perselisihan antar sekolah, pihaknya telah melakukan langkah-langkah antisipatif. Yakni menempatkan anggota Polri di masing-masing sekolah yang berselisih.
“Sudah juga dilakukan pertemuan dan duduk bersama dengan pihak dari sekolah yang berselisih, orang tua siswa yang telah diamankan. Polisi di Polsek Ujungpandang, sebagai mediator untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, ” jelasnya.
Adanya kejadian itu, pihaknya dari pihak Kepolisian telah menetralisir perselisihan tersebut, dan mengimbau kepada siswa SMA agar tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang sifatnya memancing situasi, mendatangi sekolah lain apalagi sampai melakukan penyerangan.
“Kami juga mengimbau kepada orang tua yang memiliki anak sekolah di SMA agar meningkatkan pengawasan, mencari anaknya saat telah usai jam sekolah, ” imbuhnya.
“Kami juga ingatkan agar pihak sekolah meningkatkan pengawasan kepada siswanya, memeriksa barang bawaan jangan sampai ada yang membawa senjata tajam, dan imbau siswanya untuk tidak melakukan aksi serangan ke sekolah lain, ” sambungnya.