Kilasjurnalis.com Torut — Direktur Laksus Muhammad Ansar mendesak Hiswana Migas membekukan pengoperasian SPBU Bolu di Toraja Utara. Ansar menyebut, SPBU Bolu terindikasi kuat menjual solar subsidi kepada pengepul BBM hingga menyebabkan kelangkaan.
“Kami menduga ada kerja sama antara pihak SPBU Bolu dengan pengepul BBM yang menggunakan mobil tangki jumbo. Akibatnya, solar subsidi sebagian besar diborong oleh pengepul dan menyebabkan kelangkaan solar,” ujar Ansar, Sabtu (2/11/2024).
Ansar menduga praktik ini telah berlangsung lama. Masyarakat sudah kerapkali melaporkannya, namun tak disikapi aparat.
“Karena itu kita meminta Hiswana Migas turun tangan. Harus dilakukan pemeriksaan di sana. Jika terbukti, SPBU Bolu harus segera dibekukan,” tandas Ansar.
Ansar juga mendesak adanya langkah hukum dari aparat kepolisian. Menurutnya, praktik yang dilakukan mobil-mobil tangki jumbo adalah tindak pidana.
“Ini jadi domain polisi. Kita minta SPBU Bolu dijerat pidana bersama pemilik mobil tangki rakitan. Sebab jelas itu pelanggaran terhadap UU,” ketusnya.
Ansar mengemukakan, patut diduga praktik ini langgeng karena adanya keterlibatan kolektif pihak-pihak terkait.
“Jadi ada indikasi kongkalikong ini. Bukan hanya pihak SPBU dan pengepul yang bermain, tapi kemungkinan mereka ada beking,” ucapnya.
Lantas siapa yang membekingi, Ansar mengatakan, ia tak mau berasumsi. Namun ia meminta kepolisian menyelidiki kemungkinan itu.
“Ya wewenang polisi untuk menyelidiki. Karena mustahil praktik seperti itu bisa bebas tanpa ada beking,” imbuhnya.
Sementara itu, sumber di internal Hiswana Minas mengaku telah menerima laporan terkait praktik pengepul BBM subsidi di SPBU Bolu. Dalam waktu dekat, Hiswana Migas akan menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan.
“Ya laporannya ada. Nanti akan ada pemeriksaan ke sana. Kita akan turun bersama Polda Sulsel,” ucap sumber di Hiswana Migas.
Masyarakat tak Kebagian Solar
Masyarakat Toraja Utara kembali mengeluhkan keterbatasan stok BBM jenis solar dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat menduga sulitnya mendapatkan solar karena masih maraknya mobil-mobil tangki jumbo yang beroperasi di SPBU.
“Sepertinya memang itu mobil-mobil tangki rakitan sulit diberantas. Buktinya minggu lalu ditertibkan, sekarang muncul lagi,” ujar Anto salah seorang sopir yang tengah antre BBM di SPBU Bolu, Toraja Utara, Selasa (29/10/2024).
Menurut Anto, para pengepul BBM yang menggunakan mobil tangki jumbo sangat merugikan. Mereka membeli solar dalam jumlah yang tidak wajar.
Sehingga kata Anto, jatah solar untuk masyarakat umum menjadi berkurang. Ia menyebut, ada puluhan pengepul solar yang kerap beroperasi di SPBU Bolu.
“Herannya pihak SPBU malah mendahulukan mereka. Mereka tidak antre. Langsung ngisi saja. Jadi sepertinya ada kongkalikong antara pengepul dengan pihak SPBU Bolu,” ujar Anto.
Anto mengaku menyesalkan tidak adanya tindakan tegas kepolisian terhadap SPBU Bolu.
“Harusnya ini SPBU Bolu ditindak tegas. Mereka melakukan pembiaran terhadap mafia-mafia BBM yang merugikan kami,” jelasnya.
Senada Anto, sopir lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Mereka curiga SPBU Bolu dibekingi aparat hingga tidak pernah tersentuh hukum. Padahal kata warga, ada indikasi pembiaran praktik mafia BBM di sana.
“Sampai sekarang tidak ada yang ditangkap. Baik dari pihak SPBU Bolu maupun para pengepul. Dibiarkan ji saja. Akhirnya kami yang jadi korban,” ketusnya.
Para sopir menuding, para pengepul membeli solar untuk dipasok ke industri nikel di Morowali.
“Itukan sudah rahasia umum. Orang sudah tahu semua. Polisi juga sudah tahu, cuma dibiarkan,” ucap warga lainnya yang mengantre.
Karenanya, masyarakat berharap agar
kepolisian segera mengambil langkah tegas terhadap para pelaku mafia BBM.
“Semoga saja melalui berita ini Polda Sulsel dengar dan segera turun tangan,” imbuhnya.